Minggu, 02 November 2014

CERPEN; Let's Talk Heart-to-Heart

Teruntuk seseorang yang namanya selalu ku ceritakan kepada bulan...

Aku suka dengan percakapan dimana isi atau maknanya hanya dimengerti oleh aku dan kamu.. Memakai istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti orang lain, selain kita.. Tulisan-tulisan dimana tanpa harus ku paparkan namamu disana. Kata-kata yang tidak perlu ku jelaskan lagi untuk siapa ia ditujukan. Aku senang karena aku tau hatimu mengerti kata hati ku.. Karena namamu telah terpatri di hati sejak hari dimana aku menjadi penunggu yang beruntung berkat kehadiranmu. Dan aku tak perlu memamerkannya karena ini adalah antara aku dan kamu. Ini adalah rahasia antara hatimu dan hatiku.. Itu seperti, kita memiliki sesuatu yang orang lain tidak miliki.. Kita memiliki sesuatu yang hanya kamu dan aku yang tau.. Sebuah rahasia antara kita berdua, ya! aku menyukai hal-hal seperti itu.. Membuat dunia penasaran dan mungkin cemburu pada (hubungan) kita. Itu manis dan itu menjadi salah satu alasan untuk ku (dan semoga untuk mu) tersenyum, saat kita tidak bersama dan kita membacanya..

Kamu mengerti aku, aku mengerti kamu, kita berjalan dan mengalir seperti air, tidak mencemaskan apa yang dicemaskan orang lain, kita hanya hidup seperti hidup itu sendiri. Meski kadang tersirat marah, cemburu dan kekesalan, tapi layaknya lautan yang berombak memiliki pasang surut, seperti itu juga emosi kita..

Namamu selalu menjadi ceritaku pada rembulan, dikala malam cerah dan menjadi dongengku pada udara ketika bulan bersembunyi.. Ku selipkan kerinduanku pada pada setiap rinai hujan. Berharap bulir dinginnya menyampaikan kerinduanku untukmu dan anginnya menghangatkan sukmamu yang mungkin sedang menggigil dingin.. Sedang aku disini, tak perlu kau cemaskan.. Aku akan meminjam hangatnya tungku perapian agar tak membekukan aku yang menanti peluk tiada bersua..

Sejuknya hujan meneteskan rinai rinduku hingga di bulir terakhirnya.. Tetapi rinduku tak dapat kau ukur dengan rinai hujan yang telah usai itu. Karena aku masih akan merindu meskipun hujannya telah usai.. Ku nikmati teduhnya yang semerbak menenangkan jiwa.. Aroma basahnya tanah, dan udaranya yang lembab.. Seumpama itu adalah sesuatu yang selalu kau tinggalkan untuk ku.. Penuh ketenangan di dalam kesejukan teduhnya, lembut meski tanpa kau belai, hangat meski tanpa kau dekap..

Aku akan selalu seperti itu.. Menikmati hujan, bermain dengan becek jalanan, menari bersama sejuknya.. Angin membuatku selalu ingin bernyanyi, selalu ingin menari, meski terkadang dia memurukan ku dikala aku memujanya dan belajar utuk terbang bersamannya.. Namun dia jugalah yang mengetuk jendela rinduku dikala senja menjelma malam memadamkan amarah..

Aku senang jika ada dia, aku tenang jika di dekatnya.. Tidak akan kedinginan meski bermain dengan rinai hujan.. Bersamanya aku bahagia.. Aku lengkap.. Dimanapun aku berada, aku akan bahagia jika ada angin.. Walau aku tidak bisa memeluknya, tidak bisa menggenggamnya tapi aku bisa menari bersamanya.. Walau tidak mungkin untukku menahan lajunya, tapi aku bisa bernyanyi bersamanya.. Dia (pernah) ada saja aku sudah cukup, tak ingin mengharapkan lebih dari itu karena aku takut sakit merubah tarianku menjadi kemurungan, aku takut nyayianku menjadi isak tangis.. Aku tak ingin seperti itu.. Maka biar saja aku menari bersamanya karena aku tidak mungkin menggapainya, biar saja aku bersenandung bersamanya karena aku tidak mungkin menahan lajunya.. Karena yang bisa dinikmati dari Sang Angin adalah kehadirannya.. Kehadiran yang selalu ku nanti walau tak pasti, selalu ku puja sederhana di dalam ketidak-mengertian..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar