Selasa, 04 November 2014

Yang Terlintas; Mengenai Impian

Terbangun saat subuh, kemudian menyadari banyak hal yang telah aku lewatkan. Banyak hal yang telah aku tinggalkan.. Mungkin selama ini aku lebih memilih untuk pasrah dan mengikiti arus. Tapi ada rasa tidak rela ketika melihat ketinggalanku yang semakin menebal...

Subuh itu aku berdiri menghadap jendela kamarku. Ku sibak gorden merah jambu yang masih tertutup rapih.. Aku membuka jendela ku, membiarkan angin menyapa. Sejuk.. Dan setumpuk kenangan kembali muncul tat kala mata ini menangkap beberapa kertas partiturku yang selalu ku pampang.. Berjaga-jaga agar aku tidak lupakan bagian itu dalam hidupku.

Sel dalam tubuhku seakan mulai bertanya, "Kemana saja kamu selama ini?", "Apa yang sudah kamu lakukan selama ini?", dan ironisnya aku bungkam seribu bahasa... Aku lupa bahwa aku dulu begitu membara.. begitu bergairah dan begitu menikmati hidup ku.. Saat aku melihat kembali posisiku saat ini, aku tau tempatku bukan di sini. Tapi aku juga begitu tak berdaya melawan "dunia" sekitarku saat ini..

Hmmm.., entahlah.. Bisa kau rasa? Bagaimana rasanya ketika kamu ingin berlari, tapi kami belum bisa berlari? Kesal, marah kepada keterbatasan, ketidaksabaran untuk segera berlari dan kemudian malah membuatku diam menjadi seperti ikan dalam jaring yang siap menunggu kering.. Ya, seperti itulah yang ku rasakan..

Aku ingin kembali merasakan kebisingan itu.. Aku ingin merasakan gemetar panggung itu.. Aku ingin kembali membebaskan jiwaku.. Dan kemudian hati kecilku berkata dengan lembut, "Akan tiba saatnya.. Bersabarlah sedikit lagi.."

Begitulah yang ku rasakan di subuh tadi.. Di dalam kesejukan sebelum mentari datang, aku merasakan beningnya embun hati..

Kadang, kehilangan arah membuat kita sadar siapa kita.. Aku tau siapa aku berkat beningnya subuh tadi.. Semoga hariku dan juga harimu lebih baik dari hari kemarin..

"Menunggulah sedikit lebih lama lagi.. Bersabarlah untuk sesuatu yang lebih baik dan besar lagi.. Prosesmu segera dimulai setelah pengantrian ini.. Dan kamu sedang berada di penghujung pengantrian.." (Aku berkata kepada diriku sendiri..)

Untuk segala sesuatu di bumi ini ada masanya.. Ada saatnya menanam, ada saatnya menuai, dan ada saatnya kosong untuk kembali memulai..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar