Baik karena ada apa-apanya? Memberi lalu mengikatmu? Tidak. Ketulusan tidak setega itu, pujangga.. Kau perlu belajar pada dedaunan yang jatuh terenggut oleh angin agar kau tau bagaimana aku tulus menyanyangimu, angin...
Ya, aku memang menyanyagimu.. Bohong jika aku tak mengharapkan kamu untuk merasakan yang sama. Tapi bukan seperti itu yang ku maksud. Bukan karena aku memberimu lalu kamu harus membalasku.. Tidak.. Aku hanya inginkan kejujuran hatimu.
Hati kecil tidak pernah bisa bohong, berikut dengan mata.. Berbeda dengan bibir. Kenapa tidak kamu pertanyakan kembali pada hati kecilmu dan kemudian menjawabku dalam dekapan? Membiarkan semuanya berjatuhan sendiri secara alami pada tempatnya masing-masing..? Bukankah sejauh ini kita ibarat cermin dan refleksinya? Yang meskipun pecah cermin terbelah, namun kamu tetap bisa melihat refleksimu di sana? Mengapa kau meragu? Aku tau kau hanya berusaha menyangkali semuanya..
Kita tak punya waktu lama untuk segala keraguanmu itu, Ksatria.. Pilihan kita cuma dua.. Membiarkan semuanya berlalu dengan hanya mengecapi getirnya saja lalu kembali menjadi biasa saja, atau mencoba mengambil kesempatan untuk kita menuliskan cerita indah kita sendiri sebelum kita saling melepaskan dan menjadi biasa saja.. Kamu terlalu takut untuk merasakan apa itu cinta.. Ya, kamu takut sakit tanpa kamu sadari kamu sedang menyakiti dirimu sendiri..
Aku, wanita yang kembali melangkah dalam gamang, menanti tuntunan yang tak kunjung datang darimu.. Jangan sampai aku terbiasa dilatih gamang kemudian kau datang menawarkan keperihan untuk aku (dan mungkin juga kamu).. Karena wanita tidak memulai.. Dan karena dalam beberapa hal, aku suka dikuasai olehmu.. Tapi bukan berarti aku senang kamu torehkan luka karena hal yang sama terus menerus.. Yang perlu kita lakukan hanya jatuh bersama untuk terbang bersama.. Tapi itupun susah ku lakukan..
Semoga angin, udara, rembulan, hujan, awan, mentari, semesta, atau apapunlah itu menyampaikan pesanku untukmu meski tanpa perahu.. Perasaan ini adalah perasaan yang tulus dan sejernih air mengalir.. Ia tidak akan memaksa jika kau tak merasakan yang sama.. Semoga masih ada waktu untuk sekedar bercengkrama membiarkan bunga-bunga bermekaran beriringan dengan detak jantungmu yang akan menjadi lullaby -ku..